Minggu, 28 September 2008

Apa Kabar Perawat "mantri"?

Ada tiga profesi kesehatan di negeri kita yang memiliki kedekatan baik dari aspek keilmuan, maupun sosiokultural, yaitu : Dokter, Perawat dan Bidan. Dari aspek keilmuan, kedekatan bahkan persamaan terjadi pada area "elmu dasar" seperti anatomi, fisiologi, patofisiologi dan pelajaran lain tentang manusia. Jadi, Perawat dan Bidan sama pahamnya dengan dokter ketika berbicara tentang struktur tubuh manusia, mekanisme kerja juga penyimpangan faalnya. demikian juga sama pahamnya seorang dokter tentang kebutuhan dasar manusia ( yang merupakan fokus disiplin ilmu perawat).
Dari aspek sosiokultural terjalin kedekatan tidak hanya ditempat kerja (RS & Puskesmas) tetapi juga terjadi di masyarakat. di rumah sakit dan puskesmas seorang dokter dengan "asuhan medisnya", perawat dengan "asuhan keperawatannya", dan bidan dengan "asuhan kebidanannya" saling bekerjasama dan ketergantungan dalam rangka kesembuhan pasien. bahkan sudah menjadi umum di RS & Puskesmas beberapa tindakan medik dikerjakan oleh perawat & bidan (dan hal ini masih dibenarkan oleh UU Praktik Kedokteran). itu terjadi di "tatanan klinik formal", lalu bagaimana hubungan ketiganya di masyarakat?.
Masyarakat selain sebagai objek atau sasaran pekerjaan juga sebagai lahan untuk ber"praktik mandiri"nya dokter, perawat, dan bidan. Praktik Mandirinya dokter dan bidan di masyarakat sudah dilengkapi perangkat aturan yang jelas, disamping karena inti atau " fokus elmu prakteknya" nya agak berjauhan sehingga relatif tidak tercipta " area abu-abu". Tetapi praktik mandirinya dokter dan perawat? ini dia.....seringkali menimbulkan hubungan "tidak nyaman" antara keduanya. dokter mungkin berpandangan bahwa praktiknya perawat sudah nyimpang dari aturan dan "merebut area" praktiknya dokter, sehingga apa yang dilakukan perawat dalam menangani pasien dipandang menggunakan metode, tatacara, alat-alat praktik kedokteran. tetapi perawat juga merasa apa yang dilakukannya sudah benar karena dari dulu seumur dengan lahirnya bangsa indonesia kali ya....praktiknya adalah memeriksa fisik/kesehatan pasien lalu memberikan obat (hal ini sering dipandang sebagai praktik pengobatan), sehingga lahirlah istilah "mantri kesehatan". jadi emang "mantri kesehatan" itu lahir dari kultur bangsa kita sendiri.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah praktiknya "mantri kesehatan" itu emang tidak mendapat legitimasi atau pembenaran dari disiplin ilmunya perawat sendiri? lalu apakah memeriksa kesehatan pasien lalu memberikan obat oleh perawat " mantri" = praktik pengobatan = praktik kedokteran? apakah praktik pengobatan = praktik kedokteran?
Pertanyaan...pertanyaan ini Insya Alloh akan saya jawab pada posting yang ke-2. Wassalam.